Sistem Koordinasi pada Manusia

Sistem koordinasi pada manusia atau sistem regulasi pada manusia dilakukan oleh dua subsistem, yaitu saraf (neural) dan endokrin  (hormon). Selain itu, fungsi koordinasi juga berhubungan dengan alat-alat indera. 

Sistem saraf - Sistem koordinasi pada manusia

Saraf (neural) pada dasarnya adalah jaringan komunikasi yang menghubungkan seluruh sistem pada tubuh manusia dalam sistem koordinasi pada manusia yang dikendalikan atau diatur oleh suatu saraf pusat respirasi yang terdapat di otak atau sumsum tulang belakang.
Hormon berasal dari sistem endokrin dan beredar di dalam darah untuk mengatur organ-organ khusus. Misalnya sekresi cairan pencernaan dari pankreas dirangsang oleh suatu hormon (secretin), yang dilepaskan oleh dinding usus halus bagian atas. Jadi, saraf maupun hormon mengatur proses-proses tubuh.
1. Sel Saraf
Sistem saraf manusia dalam sistem koordinasi pada manusia terdiri atas otak, sumsum tulang belakang, dan saraf yang menghubungkan bagian pusat dengan bagian dalam tubuh. Saraf tersusun atas berjuta-juta sel saraf. Sel saraf terbagi menjadi dua jenis, yaitu neuron dan neuroglia. Pembagian ini berdasarkan perbedaan fungsi. Neuron berfungsi sebagai pembawa informasi baik dari organ penerima rangsang menuju pusat susunan saraf maupun sebaliknya. Sedangkan, neuroglia berperan dalam hal mendukung sel neuron sehingga sel neuron mampu melakukan tugasnya.
Sel Saraf
Sel neuron pada umumnya terdiri atas tiga bagian, yaitu akson, badan sel, dan dendrit.
  • Dendrit : struktur yang terbentuk dari tonjolan plasma yang berfungsi meneruskan impuls menuju badan sel.
  • Badan sel : struktur berwarna kelabu yang menghasilkan energi bagi kegiatan sel neuron.
  • Akson : struktur berbentuk panjang dan licin. Akson berfungsi untuk menghantarkan rangsangan dari badan sel ke sel neuron lain.

Pada umumnya, neuron diselaputi oleh selubung mielin yang disusun oleh sel-sel pipih yang disebut sel schwann. Sedangkan, bagian akson yang tidak ada selubung mielin disebut nodus renvier.
Berdasarkan fungsinya dalam sistem koordinasi pada manusia, sel saraf (neuron) dapat dibagi menjadi:
  1. Neuron aferen (sensori), fungsinya adalah mentransmisi impuls saraf ke arah susunan saraf pusat, yaitu otak dan sumsum belakang.
  2. Neuron eferen (motoris), berfungsi  mentransmisi impuls saraf menjauhi atau meninggalkan sistem pusat menuju ke otot atau kelenjar, hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan.
  3. Neuron internunsial atau intercalated berfungsi menginduksi impuls-impuls dari neuron aferen ke neuron eferen dan seluruhnya terletak di dalam sistem saraf pusat.

Berdasarkan strukturnya, neuron dapat dibagi menjadi:
  • Neuron multipolar, yaitu neuron yang mempunyai beberapa dendrit tetapi hanya satu akson. Sebagian besar neuron-neuron otak dan sumsum belakang adalah neuron multipolar.
  • Neuron bipolar, yaitu neuron yang hanya mempunyai satu dendrit dan satu akson, dapat ditemukan di dalam retina dan ganglion spiralis dari telinga dalam.
  • Neuron unipolar, yaitu neuron yang hanya mempunyai satu penjuluran, yaitu satu akson, neuron jenis ini sangat langka, hanya ditemukan pada embrio.

Secara umum, yang dimaksud dengan saraf atau berkas saraf, yaitu saraf yang terdiri atas kumpulan beratus-ratus atau beribu-ribu akson yang masing-masing berasal dari neuron yang berlainan. Pada berkas saraf tidak dapat ditemukan badan-badan sel di dalamnya. Oleh karena itu, badan-badan sel tersebut terletak di dalam otak dan sumsum belakang atau di bagian lain tubuh, membentuk suatu kelompok yang disebut ganglion (Yunani: pembengkakan).
2. Impuls Saraf
Penelitian mengenai sistem koordinasi pada manusia khusus sifat impuls saraf (rangsangan) berkembang setelah teknik mikro kimia berkembang. Telah diketahui bahwa serabut saraf yang sedang dialiri impuls menghabiskan lebih banyak energi (panas), menggunakan lebih banyak oksigen dan melepaskan lebih banyak karbon dioksida dibandingkan dengan serabut saraf tersebut dalam keadaan istirahat.
Proses Penghantaran Impuls Saraf
Konduksi impuls tidak tergantung pada sifat atau kekuatan rangsangan yang menyebabkannya tetapi dari sifat neuron itu sendiri. Asalkan rangsangan tersebut cukup kuat untuk menimbulkan suatu impuls, maka akan dihantarkan ke susunan saraf pusat.
3. Terjadinya gerak biasa dan gerak refleks - sistem koordinasi pada manusia
Gerak merupakan pola koordinasi yang sederhana untuk menjelaskan hentakan impuls oleh saraf. Pada umumnya gerak terjadi secara sadar, namun ada pula gerak yang terjadi tanpa disadari, yaitu gerak refleks. Impuls pada gerakan sadar melalui jalan panjang, yaitu dari reseptor ke saraf sensori, dibawa ke otak untuk diolah, hasil olahan oleh otak berupa tanggapan yang dibawa oleh saraf motor sebagai perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor.
Proses Terjadinya Gerak Refleks
Gerak refleks adalah gerak yang terjadi secara cepat dan tidak disadari. Pada dasarnya gerakan ini merupakan mekanisme untuk menghindar dari suatu keadaan yang membahayakan.
4. Sistem Saraf Pusat dan Saraf Tepi
Sistem saraf pusat berfungsi untuk mengatur dan mengendalikan sistem koordinasi. Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang (medula spinalis). Sedangkan, saraf tepi menyampaikan informasi baik ke pusat susunan saraf maupun sebaliknya.
a. Sistem Saraf Pusat
Sistem Saraf Pusat (Otak dan Sumsum Tulang Belakang)
Otak maupun sumsum tulang merupakan organ sistem koordinasi pada manusia yang sangat vital dan lunak sehingga harus dilindungi oleh tulang rangka berupa tengkorak dan ruas-ruas tulang belakang. Selain itu, otak juga dilindungi  tiga lapisan selaput meninges. Radang yang terjadi pada lapisan membran ini disebut meningitis. Dari luar ke dalam ketiga lapisan membran meninges adalah sebagai berikut:
  • Durameter, merupakan selaput yang kuat dan bersatu dengan tengkorak.
  • Arachnoid, merupakan selaput yang di dalamnya terdapat cairan serebrospinalis (semacam cairan limfa). Arachnoid berfungsi sebagai bantalan untuk melindungi otak dari bahaya kerusakan mekanik.
  • Piameter, lapisan ini berfungsi untuk memberi oksigen dan nutrisi serta mengangkut  bahan sisa metabolisme. Lapisan ini penuh dengan pembuluh darah dan sangat dekat dengan permukaan otak.
Otak dan sumsum tulang belakang mempunyai tiga materi esensial, yaitu:
1) badan sel, membentuk bagian materi kelabu (substansi grissea)
2) serabut saraf yang membentuk bagian materi kelabu (substansi alba) dan
3) sel-sel neuroglia, merupakan jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf di dalam sistem saraf pusat.
b. Saraf Tepi (perifer)
Sistem saraf tepi terdiri atas sistem saraf sadar (somatik) dan sistem saraf tak sadar (otonom). Sistem saraf tepi berdasarkan arah impulsnya terbagi menjadi dua, yaitu sistem aferen dan sistem eferen. Sistem aferen mengandung sel saraf yang menghantarkan informasi dan reseptor ke sistem saraf pusat (sistem koordinasi pada manusia).
Sistem saraf eferen mengandung sel saraf yang menghantarkan informasi dari sistem saraf pusat ke otot dan kelenjar. Sistem saraf somatik mengandung saraf eferen yang menghantarkan impuls dari sistem saraf pusat ke jaringan otot rangka. Sistem saraf somatik menghasilkan gerakan di jaringan otot rangka.

Hormon

Hormon merupakan zat kimia dalam sistem koordinasi pada manusia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin atau kelenjar buntu. Kelenjar endokrin disebut kelenjar buntu karena tidak mempunyai saluran, hormon yang dihasilkan langsung dibawa oleh darah untuk diedarkan ke seluruh tubuh.
Hormon Sistem Koordinasi pada Manusia
Hormon berfungsi untuk mengatur pertumbuhan, metabolisme tubuh, reproduksi dan tingkah laku. Sebagai subsistem dalam sistem koordinasi maka hormon mempunyai hubungan yang sangat erat dengan sistem saraf. Tetapi pada umumnya pengaruh hormon berbeda dengan saraf. Perubahan oleh hormon biasanya merupakan perubahan yang memerlukan waktu yang lama. Contohnya pertumbuhan dan pemasakan seksual.
Berdasarkan aktivitasnya, kelenjar endokrin dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
  • Kelenjar yang bekerja sepanjang hayat.
  • Kelenjar yang bekerjanya mulai saat tertentu.
  • Kelenjar yang bekerja hanya sampai saat tertentu saja.

Panca indera sistem koordinasi pada manusia

Panca Indera Penglihatan
Panca indera merupakan organ yang mempunyai sel-sel reseptor khusus untuk peka terhadap perubahan lingkungan. Panca indera yang kamu ketahui, yaitu indera penglihatan (mata), indera pendengaran (telinga), indera penciuman (hidung), indera peraba (kulit), dan indera perasa (lidah). Karena kelima indera memiliki reseptor terhadap keadaan lingkungan luar, maka disebut ektoreseptor. Untuk lebih memahami mari cermati uraiannya.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel