Sistem Koordinasi pada Manusia
10 Maret 2016
Sistem koordinasi pada manusia
atau sistem regulasi pada manusia dilakukan oleh dua subsistem, yaitu
saraf (neural) dan endokrin (hormon). Selain itu, fungsi koordinasi
juga berhubungan dengan alat-alat indera.
Sistem saraf - Sistem koordinasi pada manusia
Saraf (neural) pada dasarnya adalah jaringan komunikasi yang
menghubungkan seluruh sistem pada tubuh manusia dalam sistem koordinasi
pada manusia yang dikendalikan atau diatur oleh suatu saraf pusat
respirasi yang terdapat di otak atau sumsum tulang belakang.
Hormon berasal dari sistem endokrin dan beredar di dalam darah untuk
mengatur organ-organ khusus. Misalnya sekresi cairan pencernaan dari
pankreas dirangsang oleh suatu hormon (secretin), yang dilepaskan oleh
dinding usus halus bagian atas. Jadi, saraf maupun hormon mengatur
proses-proses tubuh.
1. Sel Saraf
Sistem saraf manusia dalam sistem koordinasi pada manusia
terdiri atas otak, sumsum tulang belakang, dan saraf yang menghubungkan
bagian pusat dengan bagian dalam tubuh. Saraf tersusun atas
berjuta-juta sel saraf. Sel saraf terbagi menjadi dua jenis, yaitu
neuron dan neuroglia. Pembagian ini berdasarkan perbedaan fungsi. Neuron
berfungsi sebagai pembawa informasi baik dari organ penerima rangsang
menuju pusat susunan saraf maupun sebaliknya. Sedangkan, neuroglia
berperan dalam hal mendukung sel neuron sehingga sel neuron mampu
melakukan tugasnya.
Sel Saraf |
Sel neuron pada umumnya terdiri atas tiga bagian, yaitu akson, badan sel, dan dendrit.
- Dendrit : struktur yang terbentuk dari tonjolan plasma yang berfungsi meneruskan impuls menuju badan sel.
- Badan sel : struktur berwarna kelabu yang menghasilkan energi bagi kegiatan sel neuron.
- Akson : struktur berbentuk panjang dan licin. Akson berfungsi untuk menghantarkan rangsangan dari badan sel ke sel neuron lain.
Pada umumnya, neuron diselaputi oleh selubung mielin yang disusun oleh
sel-sel pipih yang disebut sel schwann. Sedangkan, bagian akson yang
tidak ada selubung mielin disebut nodus renvier.
Berdasarkan fungsinya dalam sistem koordinasi pada manusia, sel saraf (neuron) dapat dibagi menjadi:
- Neuron aferen (sensori), fungsinya adalah mentransmisi impuls saraf ke arah susunan saraf pusat, yaitu otak dan sumsum belakang.
- Neuron eferen (motoris), berfungsi mentransmisi impuls saraf menjauhi atau meninggalkan sistem pusat menuju ke otot atau kelenjar, hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan.
- Neuron internunsial atau intercalated berfungsi menginduksi impuls-impuls dari neuron aferen ke neuron eferen dan seluruhnya terletak di dalam sistem saraf pusat.
Berdasarkan strukturnya, neuron dapat dibagi menjadi:
- Neuron multipolar, yaitu neuron yang mempunyai beberapa dendrit tetapi hanya satu akson. Sebagian besar neuron-neuron otak dan sumsum belakang adalah neuron multipolar.
- Neuron bipolar, yaitu neuron yang hanya mempunyai satu dendrit dan satu akson, dapat ditemukan di dalam retina dan ganglion spiralis dari telinga dalam.
- Neuron unipolar, yaitu neuron yang hanya mempunyai satu penjuluran, yaitu satu akson, neuron jenis ini sangat langka, hanya ditemukan pada embrio.
Secara umum, yang dimaksud dengan saraf atau berkas saraf, yaitu saraf
yang terdiri atas kumpulan beratus-ratus atau beribu-ribu akson yang
masing-masing berasal dari neuron yang berlainan. Pada berkas saraf
tidak dapat ditemukan badan-badan sel di dalamnya. Oleh karena itu,
badan-badan sel tersebut terletak di dalam otak dan sumsum belakang atau
di bagian lain tubuh, membentuk suatu kelompok yang disebut ganglion
(Yunani: pembengkakan).
2. Impuls Saraf
Penelitian mengenai sistem koordinasi pada manusia khusus sifat
impuls saraf (rangsangan) berkembang setelah teknik mikro kimia
berkembang. Telah diketahui bahwa serabut saraf yang sedang dialiri
impuls menghabiskan lebih banyak energi (panas), menggunakan lebih
banyak oksigen dan melepaskan lebih banyak karbon dioksida dibandingkan
dengan serabut saraf tersebut dalam keadaan istirahat.
Proses Penghantaran Impuls Saraf |
Konduksi impuls tidak tergantung pada sifat atau kekuatan rangsangan
yang menyebabkannya tetapi dari sifat neuron itu sendiri. Asalkan
rangsangan tersebut cukup kuat untuk menimbulkan suatu impuls, maka akan
dihantarkan ke susunan saraf pusat.
3. Terjadinya gerak biasa dan gerak refleks - sistem koordinasi pada manusia
Gerak merupakan pola koordinasi yang sederhana untuk menjelaskan
hentakan impuls oleh saraf. Pada umumnya gerak terjadi secara sadar,
namun ada pula gerak yang terjadi tanpa disadari, yaitu gerak refleks.
Impuls pada gerakan sadar melalui jalan panjang, yaitu dari reseptor ke
saraf sensori, dibawa ke otak untuk diolah, hasil olahan oleh otak
berupa tanggapan yang dibawa oleh saraf motor sebagai perintah yang
harus dilaksanakan oleh efektor.
Proses Terjadinya Gerak Refleks |
Gerak refleks adalah gerak yang terjadi secara cepat dan tidak disadari.
Pada dasarnya gerakan ini merupakan mekanisme untuk menghindar dari
suatu keadaan yang membahayakan.
4. Sistem Saraf Pusat dan Saraf Tepi
Sistem saraf pusat berfungsi untuk mengatur dan mengendalikan sistem
koordinasi. Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum
tulang belakang (medula spinalis). Sedangkan, saraf tepi menyampaikan
informasi baik ke pusat susunan saraf maupun sebaliknya.
a. Sistem Saraf Pusat
Sistem Saraf Pusat (Otak dan Sumsum Tulang Belakang) |
Otak maupun sumsum tulang merupakan organ sistem koordinasi pada manusia
yang sangat vital dan lunak sehingga harus dilindungi oleh tulang
rangka berupa tengkorak dan ruas-ruas tulang belakang. Selain itu, otak
juga dilindungi tiga lapisan selaput meninges. Radang yang terjadi pada
lapisan membran ini disebut meningitis. Dari luar ke dalam ketiga
lapisan membran meninges adalah sebagai berikut:
- Durameter, merupakan selaput yang kuat dan bersatu dengan tengkorak.
- Arachnoid, merupakan selaput yang di dalamnya terdapat cairan serebrospinalis (semacam cairan limfa). Arachnoid berfungsi sebagai bantalan untuk melindungi otak dari bahaya kerusakan mekanik.
- Piameter, lapisan ini berfungsi untuk memberi oksigen dan nutrisi serta mengangkut bahan sisa metabolisme. Lapisan ini penuh dengan pembuluh darah dan sangat dekat dengan permukaan otak.
Otak dan sumsum tulang belakang mempunyai tiga materi esensial, yaitu:
1) badan sel, membentuk bagian materi kelabu (substansi grissea)
2) serabut saraf yang membentuk bagian materi kelabu (substansi alba) dan
3) sel-sel neuroglia, merupakan jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf di dalam sistem saraf pusat.
b. Saraf Tepi (perifer)
Sistem saraf tepi terdiri atas sistem saraf sadar (somatik) dan sistem
saraf tak sadar (otonom). Sistem saraf tepi berdasarkan arah impulsnya
terbagi menjadi dua, yaitu sistem aferen dan sistem eferen. Sistem
aferen mengandung sel saraf yang menghantarkan informasi dan reseptor ke
sistem saraf pusat (sistem koordinasi pada manusia).
Sistem saraf eferen mengandung sel saraf yang menghantarkan informasi
dari sistem saraf pusat ke otot dan kelenjar. Sistem saraf somatik
mengandung saraf eferen yang menghantarkan impuls dari sistem saraf
pusat ke jaringan otot rangka. Sistem saraf somatik menghasilkan gerakan
di jaringan otot rangka.
Hormon
Hormon merupakan zat kimia dalam sistem koordinasi pada manusia yang
dihasilkan oleh kelenjar endokrin atau kelenjar buntu. Kelenjar endokrin
disebut kelenjar buntu karena tidak mempunyai saluran, hormon yang
dihasilkan langsung dibawa oleh darah untuk diedarkan ke seluruh tubuh.
Hormon Sistem Koordinasi pada Manusia |
Hormon berfungsi untuk mengatur pertumbuhan, metabolisme tubuh,
reproduksi dan tingkah laku. Sebagai subsistem dalam sistem koordinasi
maka hormon mempunyai hubungan yang sangat erat dengan sistem saraf.
Tetapi pada umumnya pengaruh hormon berbeda dengan saraf. Perubahan oleh
hormon biasanya merupakan perubahan yang memerlukan waktu yang lama.
Contohnya pertumbuhan dan pemasakan seksual.
Berdasarkan aktivitasnya, kelenjar endokrin dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
- Kelenjar yang bekerja sepanjang hayat.
- Kelenjar yang bekerjanya mulai saat tertentu.
- Kelenjar yang bekerja hanya sampai saat tertentu saja.
Panca indera sistem koordinasi pada manusia
Panca Indera Penglihatan |
Panca indera merupakan organ yang mempunyai sel-sel reseptor khusus
untuk peka terhadap perubahan lingkungan. Panca indera yang kamu
ketahui, yaitu indera penglihatan (mata), indera pendengaran (telinga),
indera penciuman (hidung), indera peraba (kulit), dan indera perasa
(lidah). Karena kelima indera memiliki reseptor terhadap keadaan
lingkungan luar, maka disebut ektoreseptor. Untuk lebih memahami mari
cermati uraiannya.