Organ Tumbuhan
10 Maret 2016
Organ tumbuhan dibangun oleh jaringan-jaringan. Fungsi yang dijalankan oleh organ tumbuhan kadang sangat berbeda dengan fungsi jaringan-jaringan yang menyusunnya. Terdapat tiga organ tumbuhan, yaitu batang, daun, dan akar.
1. Batang - Organ Tumbuhan
Batang merupakan organ tumbuhan yang berfungsi sebagai penunjang bagian atas tumbuhan, serta sebagai penghubung antara akar dan daun. Struktur batang
sebenarnya tidak jauh berbeda dengan akar. Perbedaan utamanya adalah
pada batang tidak terdapat lapisan endodermis. Jika batang dipotong
melintang, bagian batang dari luar ke dalam, yaitu epidermis, korteks,
dan empulur. Epidermis tersusun atas lapisan sel yang rapat tanpa ruang
antarsel. Setelah dewasa, seperti pada akar, fungsi jaringan epidermis digantikan oleh pertumbuhan kambium gabus.
Organ Batang Tumbuhan |
Kambium gabus memiliki sel yang
mengalami penebalan gabus untuk mencegah penguapan air dari batang.
Perlindungan kambium gabus ini sangat rapat sehingga gas pun tidak dapat
masuk ke dalam sel. Namun demikian, kambium gabus seringkali membentuk
lentisel, struktur yang terdiri atas sel-sel dan tersusun longgar yang
berperan dalam pertukaran gas.
Korteks pada batang, terdiri atas beberapa jenis jaringan, yaitu jaringan parenkim dan jaringan penyokong yang tersusun atas sklerenkim dan kolenkim. Susunan sel-sel parenkim tidak beraturan sehingga banyak terdapat ruang antarsel. Sel-sel parenkim berdinding tipis dan pada saat batang masih muda, terdapat vakuola yang berisi makanan cadangan berupa amilum.
Jaringan pembuluh pada batang dikotil tersusun dalam lingkaran. Floem di bagian luar lingkaran dan berbatasan langsung dengan korteks. Sementara itu, xilem berbatasan dengan empulur dan terletak berhadapan dengan floem. Di antara kedua jaringan tersebut, terdapat kambium pembuluh yang bersifat meristematik. Pada kayu yang dewasa, kambium pembuluh telah tumbuh ke arah luar membentuk floem sekunder dan ke arah dalam membentuk xylem sekunder.
Empulur yang berada di bagian dalam lingkaran kambium pembuluh, sebenarnya terdiri atas jaringan parenkim yang juga berfungsi sebagai penyimpan makanan cadangan . Pada saat dewasa, beberapa jenis tumbuhan kayunya berlubang di bagian tengah. Hal tersebut disebabkan empulurnya mengalami degenerasi sehingga menciptakan ruang kosong di tengah kayu.
Susunan lapisan pada batang monokotil tidak terlalu berbeda dengan susunan lapisan batang dikotil. Pada batang monokotil, terdapat epidermis, korteks, jaringan pembuluh, dan empulur. Empulur pada monokotil sering pula disebut sebagai jaringan dasar. Empulur umumnya terdiri atas jaringan parenkim yang memiliki makanan cadangan.
Perbedaan utama antara batang dikotil dan monokotil adalah susunan jaringan pembuluhnya. Pada batang tumbuhan dikotil, susunan jaringan pembuluh berada dalam satu lingkaran. Pada batang tumbuhan monokotil, jaringan pembuluhnya tersebar di empulur. Setiap floem dan xilem tersebut diselubungi oleh lapisan sel yang disebut seludang berkas pengangkut.
Korteks pada batang, terdiri atas beberapa jenis jaringan, yaitu jaringan parenkim dan jaringan penyokong yang tersusun atas sklerenkim dan kolenkim. Susunan sel-sel parenkim tidak beraturan sehingga banyak terdapat ruang antarsel. Sel-sel parenkim berdinding tipis dan pada saat batang masih muda, terdapat vakuola yang berisi makanan cadangan berupa amilum.
Jaringan pembuluh pada batang dikotil tersusun dalam lingkaran. Floem di bagian luar lingkaran dan berbatasan langsung dengan korteks. Sementara itu, xilem berbatasan dengan empulur dan terletak berhadapan dengan floem. Di antara kedua jaringan tersebut, terdapat kambium pembuluh yang bersifat meristematik. Pada kayu yang dewasa, kambium pembuluh telah tumbuh ke arah luar membentuk floem sekunder dan ke arah dalam membentuk xylem sekunder.
Empulur yang berada di bagian dalam lingkaran kambium pembuluh, sebenarnya terdiri atas jaringan parenkim yang juga berfungsi sebagai penyimpan makanan cadangan . Pada saat dewasa, beberapa jenis tumbuhan kayunya berlubang di bagian tengah. Hal tersebut disebabkan empulurnya mengalami degenerasi sehingga menciptakan ruang kosong di tengah kayu.
Susunan lapisan pada batang monokotil tidak terlalu berbeda dengan susunan lapisan batang dikotil. Pada batang monokotil, terdapat epidermis, korteks, jaringan pembuluh, dan empulur. Empulur pada monokotil sering pula disebut sebagai jaringan dasar. Empulur umumnya terdiri atas jaringan parenkim yang memiliki makanan cadangan.
Perbedaan utama antara batang dikotil dan monokotil adalah susunan jaringan pembuluhnya. Pada batang tumbuhan dikotil, susunan jaringan pembuluh berada dalam satu lingkaran. Pada batang tumbuhan monokotil, jaringan pembuluhnya tersebar di empulur. Setiap floem dan xilem tersebut diselubungi oleh lapisan sel yang disebut seludang berkas pengangkut.
2. Daun
Daun adalah organ tumbuhan utama yang berperan menghasilkan karbohidrat melalui proses fotosintesis.
Organ Daun Tumbuhan |
a. Epidermis Daun
Lapisan pertama pada daun yang melindungi lapisan lainnya adalah epidermis. Jaringan epidermis daun hanya terdiri atas satu lapis sel yang terdapat di bagian atas dan bawah daun. Di epidermis terdapat stomata yang berperan dalam pertukaran gas. Pada umumnya, stomata banyak ditemukan pada bagian bawah daun. Akan tetapi, pada tumbuhan air yang mengapung, seperti teratai, hanya memiliki stomata di permukaan atas daun. Kutikula pada daun dapat dilihat sebagai lapisan bening yang tahan air.
Dengan bantuan mikroskop, pada permukaan daun dapat dilihat trikom dan rambut kelenjar. Trikom terdiri atas beberapa jenis, bentuknya pun amat unik bergantung jenis tumbuhannya Trikom pun merupakan modifikasi dari epidermis daun.
b. Mesofil Daun
Mesofil mengisi bagian tengah daun. Pada umumnya, mesofil diisi oleh jaringan parenkim. Berdasarkan susunannya, bagian mesofil ini dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu mesofil tiang dan mesofil bunga karang. Mesofil tiang (palisade) tersusun atas sel-sel parenkim berbentuk silinder yang tersusun rapat. Sel-sel parenkim tersebut memiliki klorofil. Pada umumnya, mesofil tiang hanya terdapat di bagian atas daun. Namun, beberapa jenis tumbuhan ada yang memiliki mesofil tiang di bagian atas dan bawah daun.
Seperti mesofil tiang, sel-sel mesofil bunga karang (spons) juga memiliki klorofil. Mesofil bunga karang terbentuk dari sel-sel parenkim yang bercabangcabang dengan susunan yang renggang. Dengan demikian, banyak terdapat ruang antarsel di mesofil bunga karang. Beberapa jenis daun mengeluarkan getah, beberapa yang lain mengeluarkan bau menyengat.
Getah memiliki saluran tersendiri yang dibentuk oleh sel-sel yang tersusun menyerupai saluran di antara mesofil bunga karang. Beberapa sel khusus, menyimpan bahan sekresi dalam vakuolanya. Oleh karena itu, ketika selnya terganggu atau rusak ketika dipetik, vakuola akan pecah dan isinya keluar.
c. Berkas Pembuluh Angkut pada Daun
Berkas pembuluh angkut pada daun dikelilingi oleh sel-sel parenkim sehingga membentuk selubung. Sel-sel parenkim yang menyelubungi berkas pembuluh tersebut memiliki kloroplas yang jauh lebih sedikit jumlahnya dibandingkan kloroplas pada sel-sel di mesofil. Sel-sel parenkim memiliki ukuran sel yang besar dengan penebalan di dinding selnya. Di dalam selubung yang dibentuk oleh sel-sel parenkim, terdapat jaringan pengangkut yang terdiri atas xilem dan floem.
Lapisan pertama pada daun yang melindungi lapisan lainnya adalah epidermis. Jaringan epidermis daun hanya terdiri atas satu lapis sel yang terdapat di bagian atas dan bawah daun. Di epidermis terdapat stomata yang berperan dalam pertukaran gas. Pada umumnya, stomata banyak ditemukan pada bagian bawah daun. Akan tetapi, pada tumbuhan air yang mengapung, seperti teratai, hanya memiliki stomata di permukaan atas daun. Kutikula pada daun dapat dilihat sebagai lapisan bening yang tahan air.
Dengan bantuan mikroskop, pada permukaan daun dapat dilihat trikom dan rambut kelenjar. Trikom terdiri atas beberapa jenis, bentuknya pun amat unik bergantung jenis tumbuhannya Trikom pun merupakan modifikasi dari epidermis daun.
b. Mesofil Daun
Mesofil mengisi bagian tengah daun. Pada umumnya, mesofil diisi oleh jaringan parenkim. Berdasarkan susunannya, bagian mesofil ini dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu mesofil tiang dan mesofil bunga karang. Mesofil tiang (palisade) tersusun atas sel-sel parenkim berbentuk silinder yang tersusun rapat. Sel-sel parenkim tersebut memiliki klorofil. Pada umumnya, mesofil tiang hanya terdapat di bagian atas daun. Namun, beberapa jenis tumbuhan ada yang memiliki mesofil tiang di bagian atas dan bawah daun.
Seperti mesofil tiang, sel-sel mesofil bunga karang (spons) juga memiliki klorofil. Mesofil bunga karang terbentuk dari sel-sel parenkim yang bercabangcabang dengan susunan yang renggang. Dengan demikian, banyak terdapat ruang antarsel di mesofil bunga karang. Beberapa jenis daun mengeluarkan getah, beberapa yang lain mengeluarkan bau menyengat.
Getah memiliki saluran tersendiri yang dibentuk oleh sel-sel yang tersusun menyerupai saluran di antara mesofil bunga karang. Beberapa sel khusus, menyimpan bahan sekresi dalam vakuolanya. Oleh karena itu, ketika selnya terganggu atau rusak ketika dipetik, vakuola akan pecah dan isinya keluar.
c. Berkas Pembuluh Angkut pada Daun
Berkas pembuluh angkut pada daun dikelilingi oleh sel-sel parenkim sehingga membentuk selubung. Sel-sel parenkim yang menyelubungi berkas pembuluh tersebut memiliki kloroplas yang jauh lebih sedikit jumlahnya dibandingkan kloroplas pada sel-sel di mesofil. Sel-sel parenkim memiliki ukuran sel yang besar dengan penebalan di dinding selnya. Di dalam selubung yang dibentuk oleh sel-sel parenkim, terdapat jaringan pengangkut yang terdiri atas xilem dan floem.
3. Akar - Organ Tumbuhan
Organ Akar Tumbuhan |
Akar adalah organ tumbuhan yang
berfungsi menyerap mineral dan air dari dalam tanah. Air dan mineral
digunakan oleh tumbuhan untuk tumbuh. Struktur luar akar terdiri atas
tudung akar, daerah pertumbuhan
akar, dan bulu akar. Tudung akar (kaliptra) membentuk lapisan yang
membungkus akar. Bagian tersebut melindungi daerah meristem akar, yaitu
daerah pertumbuhan yang berada di belakangnya. Tudung akar juga
berfungsi mengurangi gesekan antara akar dan butir tanah.
Bulu akar merupakan perluasan permukaan dari epidermis akar. Perluasan permukaan tersebut untuk mengoptimalkan penyerapan air. Pada umumnya, rambut akar tidak memiliki kutikula. Hal tersebut untuk memudahkan pergerakan air dan mineral dari tanah masuk ke pembuluh. Penyerapan air dan mineral paling utama terjadi melalui bulu akar ini. Di belakang epidermis terdapat korteks.
Korteks tersusun atas beberapa lapis sel yang dibentuk oleh beberapa jaringan. Jaringan tersebut di antaranya jaringan sklerenkim, kolenkim, dan parenkim. Dinding sel pada korteks tipis dan terdapat banyak ruang untuk pertukaran gas. Lapisan endodermis yang membatasi korteks dan bagian silinder pusat adalah sebaris sel yang tersusun rapat. Sel-sel tersebut memiliki penebala lignin dan suberin sehingga tidak mudah ditembus oleh air. Penebalan tersebut membentuk semacam pita, yang dinamakan pita Kaspari.
Air memasuki silinder pusat melalui sitoplasma sel endodermis sehingga pergerakan air dan mineral lebih mudah diatur. Di belakang lapisan endodermis, terdapat lapisan sel yang disebut perisikel. Pada akar dikotil, perisikel berperan dalam pembentukan cabang akar. Di bagian dalam setelah perisikel, terdapat susunan jaringan pembuluh yang terdiri atas xilem dan floem. Xilem dan floem pada tumbuhan dikotil tersusun radial.
Pada tumbuhan dikotil di antara xilem dan floem, terdapat cambium vasikuler, sebuah jaringan meristematik. Kambium tumbuh ke arah luar membentuk floem sekunder, sedangkan ke arah dalam membentuk xylem sekunder. Akibat pertumbuhan tersebut, akar akan tumbuh membesar dan melebar di dalam tanah. Permukaan luar akar yang dewasa menebal dengan lapisan kambium kayu berada di bagian luar. Lapisan tersebut menggantikan fungsi epidermis dalam melindungi jaringan di bawahnya. Kambium kayu berasal dari lapisan perisikel.
Perbedaan lain antara akar dikotil dan akar monokil, yaitu akar dikotil tidak memiliki empulur, serta xilemnya terletak di pusat akar, berselang-seling dengan floem. Adapun pada akar monokotil, empulurnya berada di pusat akar dan bagian tepi sesudah lapisan endodermis. Keadaan xilem dan floem pada akar monokotil tersusun melingkar.
Bulu akar merupakan perluasan permukaan dari epidermis akar. Perluasan permukaan tersebut untuk mengoptimalkan penyerapan air. Pada umumnya, rambut akar tidak memiliki kutikula. Hal tersebut untuk memudahkan pergerakan air dan mineral dari tanah masuk ke pembuluh. Penyerapan air dan mineral paling utama terjadi melalui bulu akar ini. Di belakang epidermis terdapat korteks.
Korteks tersusun atas beberapa lapis sel yang dibentuk oleh beberapa jaringan. Jaringan tersebut di antaranya jaringan sklerenkim, kolenkim, dan parenkim. Dinding sel pada korteks tipis dan terdapat banyak ruang untuk pertukaran gas. Lapisan endodermis yang membatasi korteks dan bagian silinder pusat adalah sebaris sel yang tersusun rapat. Sel-sel tersebut memiliki penebala lignin dan suberin sehingga tidak mudah ditembus oleh air. Penebalan tersebut membentuk semacam pita, yang dinamakan pita Kaspari.
Air memasuki silinder pusat melalui sitoplasma sel endodermis sehingga pergerakan air dan mineral lebih mudah diatur. Di belakang lapisan endodermis, terdapat lapisan sel yang disebut perisikel. Pada akar dikotil, perisikel berperan dalam pembentukan cabang akar. Di bagian dalam setelah perisikel, terdapat susunan jaringan pembuluh yang terdiri atas xilem dan floem. Xilem dan floem pada tumbuhan dikotil tersusun radial.
Pada tumbuhan dikotil di antara xilem dan floem, terdapat cambium vasikuler, sebuah jaringan meristematik. Kambium tumbuh ke arah luar membentuk floem sekunder, sedangkan ke arah dalam membentuk xylem sekunder. Akibat pertumbuhan tersebut, akar akan tumbuh membesar dan melebar di dalam tanah. Permukaan luar akar yang dewasa menebal dengan lapisan kambium kayu berada di bagian luar. Lapisan tersebut menggantikan fungsi epidermis dalam melindungi jaringan di bawahnya. Kambium kayu berasal dari lapisan perisikel.
Perbedaan lain antara akar dikotil dan akar monokil, yaitu akar dikotil tidak memiliki empulur, serta xilemnya terletak di pusat akar, berselang-seling dengan floem. Adapun pada akar monokotil, empulurnya berada di pusat akar dan bagian tepi sesudah lapisan endodermis. Keadaan xilem dan floem pada akar monokotil tersusun melingkar.