Metamorfosis Nyamuk
10 Maret 2016
Metamorfosis nyamuk berupa tahapan reproduksi yang dialami oleh seekor nyamuk dalam menuju kedewasaan. Metamorfosis nyamuk sejak telur hingga menjadi nyamuk dewasa memerlukan beberapa tahapan. Sama dengan insekta lainnya yang mengalami tingkatan berbeda- beda.
Metamorfosis Nyamuk |
Nyamuk mengalami metamorfosis sempurna dimana metamorfosis dari nyamuk melalui empat tahapan atau yang biasa disebut dengan stadium. Dalam metamorfosis nyamuk terdapat empat stadia, yaitu stadium telur, larva, pupa, dan dewasa. Tahapan Stadium dewasa pada nyamuk ini, telah menjadikan nyamuk sebagai insekta yang hidup di alam bebas, sedangkan ketiga stadia dari metamorfosis nyamuk lainnya hidup dan berkembang terjadi di dalam air.
Untuk lebih jelasnya mengenai metamorfosis nyamuk, berikut penjelasan dari setiap stadium yang dilewati:
Untuk lebih jelasnya mengenai metamorfosis nyamuk, berikut penjelasan dari setiap stadium yang dilewati:
Stadium Telur
Pada tahap metamorfosis nyamuk ini, setelah spermatozoa nyamuk jantan dan sel telur nyamuk betina terjadi zigot, nyamuk akan meletakkan telurnya di tempat yang berair atau tempat yang kelembapannya tinggi.
Metamorfosis Nyamuk Stadium Telur |
Air yang di tempati untuk meletakkan telur nyamuk dalam hal ini merupakan faktor utama, oleh karena telur tidak akan tumbuh dan berkembang tanpa air. Dalam keadaan kering telur akan cepat kering dan mati, meskipun begitu ada beberapa nyamuk yang telurnya dapat bertahan dalam rentang waktu lama meskipun dalam lingkungan tempat telurnya diletkkan tidak ada air.
Metamorfosis Nyamuk pada Stadium Larva atau Jentik
Untuk perkembangan metamorfosis nyamuk pada stadium larva atau jentik memerlukan tingkatan- tingkatan di dalamnya, antara tingkatan yang satu dengan tingkatan lainnya bentuk dasarnya sama atau hampir sama. Pada stadium jentik ini dikenal empat tingkatan yang masing- masing tingkatan disebut sebagai instar. Untuk jentik nyamuk instar pertama, kedua, ketiga dan keempat memiliki bulu-bulu yang sudah lengkap, sehingga untuk identifikasi stadium jentik diambil jentik instar yang keempat.
Metamorfosis Nyamuk Stadium Larva atau Jentik 1 |
Metamorfosis Nyamuk Stadium Larva atau Jentik 2 |
Pada stadium jentik dalam metamorfosis nyamuk memerlukan waktu lebih kurang satu minggu. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan jentik nyamuk, diantaranya adalah suhu atau istilah lainnya temperatur, bahan makanan yang mencukupi bagi jentik, pemangsa yang terdapat di dalam air yang bisa memakan jentik-jentik tersebut, dan masih terdapat faktor lainnya yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan jentik nyamuk.
Stadium Pupa
Stadium pupa merupakan stadium akhir dalam metamorfosis nyamuk pada saat berada di dalam air. Tahapan metamorfosis ini tidak memerlukan makanan dan merupakan stadium pada metamorfosis nyamuk dalam keadaan inaktif.
Metamorfosis Nyamuk Stadium Pupa |
Pada stadium ini, nyamuk mengalami pembentukan sayap sehingga pada saat waktu cukup, nyamuk yang keluar dari kepompong dapat terbang. Meskipun dalam hal ini stadium pupa dalam keadaan masih inaktif, akan tetapi tetap terjadi proses kehidupan pada nyamuk ini. Pupa tetap memerlukan gas oksigen (O2), dimana oksigen masuk ke dalam tubuh melalui corong nafas nyamuk. Pada metamorfosis nyamuk, stadium pupa berlangsung sekitar lebih kurang 12 hari lamanya.
Nyamuk Dewasa pada Metamorfosis Nyamuk
Dari stadium pupa akan menjadi nyamuk atau stadium dewasa. Berdasarkan jenis kelamin yang dimiliki nyamuk, dapat dibedakan menjadi dua yaitu nyamuk jantan dan nyamuk betina. Nyamuk jantan lebih dahulu keluar daripada nyamuk betina, setelah nyamuk jantan keluar, maka nyamuk jantan tersebut masih tetap tinggal di sekitar sarangnya.
Metamorfosis Nyamuk Stadium Nyamuk Dewasa |
Kemudian setelah nyamuk jenis yang betina keluar, maka nyamuk jantan kemuadian akan mengawini nyamuk betina sebelum betina tersebut mencari darah yang diperlukan untuk mengerami telurnya nanti. Nyamuk betina yang telah kawin akan beristirahat untuk beberapa waktu, sekitar 1 sampai 2 hari kemudian barulah terbang untuk mencari darah.
Setelah perut nyamuk betina penuh dengan darah, maka nyamuk itu akan beristirahat lagi untuk menunggu proses pemasakan dan pertumbuhan dari telurnya. Selama hidupnya seekor nyamuk betina hanya satu kali kawin. Untuk kemudian pertumbuhan telur yang berikutnya, nyamuk betina tetap mencari darah demi memenuhi kebutuhan zat putih telur yang diperlukan. Adapun dalam metamorfosis nyamuk ini, waktu yang dibutuhkan untuk menunggu proses perkembangan terurnya setiap nyamuk berbeda, tergantung dari beberapa faktor diantaranya yang terpenting adalah temperatur dan kelembaban serta spesies dari nyamuk.