Proses Pembentukan Urine pada Manusia
10 Maret 2016
Proses pembentukan urine
terjadi di dalam organ ginjal melalui beberapa tahapan atau proses
sampai akhirnya urine dapat diekskresikan melalui saluran ekskresi.
Salah satu sistem pengeluaran pada manusia adalah sistem urin. Sistem
urin manusia tersusun dari ginjal, ureter, kantung kemih, dan uretra.
Sistem urin berfungsi sebagai berikut:
- Menyaring zat-zat sampah metabolisme dari darah
- Mengontrol volume darah, yaitu dengan mengeluarkan kelebihan air yang dihasilkan sel-sel tubuh. Mempertahankan jumlah air dalam darah penting untuk memelihara tekanan darah agar gerakan gas, dan pengeluaran zat sampah padat tetap normal.
- Memelihara keseimbangan konsentrasi garam-garam tertentu. Garam-garam ini harus ada dalam konsentrasi tertentu untuk kelangsungan kegiatan sel.
Organ utama sistem urin adalah
sepasang ginjal. Organ ini berwarna merah coklat, berbentuk seperti biji
kacang merah. Letak ginjal di daerah pinggang, tepatnya di perut bagian
belakang dan dilindungi tulang-tulang rusuk. Ginjal menyaring darah
yang telah mengandung zat sisa metabolisme dari sel-sel tubuh.
Seluruh darah dalam tubuh melewati
ginjal berkali-kali dalam sehari. Darah memasuki ginjal melalui arteri
ginjal. Selanjutnya darah meninggalkan ginjal melalui vena ginjal dan
darah ini yang nantinya mengalami proses pembentukan urine. Ginjal terdiri atas dua lapisan. Lapisan luar disebut korteks, sedangkan lapisan dalam disebut medula.
Sebuah ginjal tersusun atas kurang
lebih satu juta nefron. Nefron adalah unit penyaring terkecil ginjal.
Satu nefron tersusun atas glomerulus, Simpai Bowman, saluran
berkelok-kelok, Ansa Henle, dan saluran pengumpul ginjal. Air, gula,
garam, dan zat sampah dari darah masuk ke nefron. Saat masuk nefron,
darah bertekanan tinggi. Darah dengan cepat mengalir ke kapiler dalam
nefron. Kumpulan kapiler dalam nefron disebut glomerulus (jamak =
glomeruli) yang ditemukan di bagian korteks.
Proses pembentukan urine
diawali dengan adanya tekanan darah yang tinggi sehingga air, glukosa,
vitamin, asam amino, protein berukuran kecil, urea, asam urat, garam,
dan ion akan menembus kapiler masuk ke bagian nefron yang disebut
Simpai Bowman. Simpai Bowman adalah bangunan berbentuk mangkuk yang
melingkupi glomerulus. Dalam proses ini sel-sel darah dan sebagian
besar protein tidak bisa menembus dinding kapiler karena terlalu besar.
Akibatnya sel-sel darah dan protein tertinggal dalam kapiler.
Cairan dalam Simpai Bowman mengalir
ke saluran berkelok-kelok dan Ansa Henle. Ansa Henle adalah saluran
sempit berbentuk U. Selama cairan berada di sepanjang saluran-saluran
ini, sebagian besar ion, air, dan semua glukosa, asam amino, dan
protein berukuran kecil diserap kembali ke dalam aliran darah.
Proses pembentukan urine yaitu
proses penyerapan kembali zat-zat yang masih dipergunakan tubuh ini
disebut reabsorbsi. Molekul kecil seperti air diserap kembali ke kapiler
secara difusi. Difusi merupakan gerakan molekul zat dari tempat yang
berkonsentrasi tinggi ke tempat yang berkonsentrasi rendah. Zat lain
misalnya ion, dikembalikan ke kapiler dengan cara transport aktif.
Transport aktif adalah gerakan molekul dari satu larutan ke larutan lain
dengan menggunakan energi.
Kapiler-kapiler yang berisi zat yang
diserap kembali kemudian bersatu membentuk vena kecil. Vena-vena kecil
bersatu membentuk vena ginjal. Vena ginjal mengembalikan darah yang
sudah disaring ke sistem peredaran. Di samping peristiwa tersebut, di
dalam saluran pengumpul pada proses pembentukan urine terjadi proses
lain yaitu masuknya zat-zat sampah dari pembuluh darah. Zat-zat sampah
merupakan zat sampah yang masih tersisa di dalam pembuluh darah saat
filtrasi. Dengan proses ini urin di dalam saluran pengumpul lebih pekat
lagi.
Sesudah penyerapan kembali adalah
tahapan akhir dari proses pembentukan urine, cairan yang tersisa dalam
saluran merupakan cairan zat sisa (disebut urin) yang mengandung garam
dan zat sampah lain. Urin kemudian mengalir ke saluran pengumpul ginjal
yang terletak di bagian medula.
Berikut penjelasan secara singkat
dan jelas mengenai proses pembentukan urine yang terdiri dari beberapa
tahap serta lebih mudah untuk dipahami.
Proses Pembentukan Urine |
1. Tahap Filtrasi (Penyaringan)
Proses ini terjadi di glomerulus.
Cairan yang tersaring ditampung oleh simpai Bowman. Cairan tersebut
tersusun oleh urea, glukosa, air, ion-ion anorganik seperti natrium
kalium, kalsium, dan klor. Darah dan protein tetap tinggal di dalam
kapiler darah karena tidak dapat menembus pori–pori glomerulus.Cairan
yang tertampung di simpai Bowman disebut urine primer. Selama 24 jam
darah yang tersaring dapat encapai 170 liter.
2. Tahap kedua dalam proses pembentukan urine yaitu Reabsorbsi/Penyerapan Kembali
Proses ini terjadi di tubulus
kontortus proksimal. Proses yang terjadi adalah penyerapan kembali
zat-zat yang masih dapat diperlukan oleh tubuh. Zat yang diserap kembali
adalah glukosa, air, asam amino dan ion-ion anorganik. Sedangkan urea
hanya sedikit diserap kembali. Cairan yang dihasilkan dari proses
reabsorbsi disebut urine sekunder.
3. Tahap Augmentasi (Pengumpulan)
Proses ini terjadi di tubulus
kontortus distal dan juga di saluran pengumpul. Pada bagian ini terjadi
pengumpulan cairan dari proses sebelumnya. Di bagian ini juga masih
terjadi penyerapan ion natrium, klor serta urea. Cairan yang dihasilkan sudah berupa urine sesungguhnya, yang kemudian disalurkan ke rongga ginjal.
Urine yang sudah terbentuk dan terkumpul di rongga ginjal dibuang keluar tubuh melalui ureter, kandung
kemih dan uretra. Proses pengeluaran urine disebabkan oleh adanya
tekanan di dalam kandung kemih. Tekanan pada kandung kemih selain
disebabkan oleh pengaruh saraf juga adanya kontraksi otot perut dan
organ-organ yang menekan kandung kemih. Dan tahap ini merupakan tahap
akhir dari proses pembentukan urine.